Jumat, 15 September 2017

Ridwan Suroyo, Salah Satu Pentolan Berni-Bernina Jember

                 Jatuh Cinta Ke Tim Persid Ketika Menyaksikan Final di Solo

SELALU RAME: Suporter Persid selalu hadir di pinggir lapangan. Apalagi pas launching Persid
di Stadion Utama JSG, Ajung, Jumat (05/05) lalu. Ridwan Suroyo (foto kiri) adalah salah satu
dirijen suporter tersebut.

Jelang Laga Perdana Persid Jember di Liga 3, Ridwan Suroyo ikut sibuk. sebagai ketua harian Berni-     Bernia Sebutan untuk suporter setia Persid Jember, ia ketiban sampur untuk ikut membantu panitia pelaksana mengurusi perizinan lokasi karena Persid pada Rabu (10/05) menadi tuan rumah menjamu     Persewangi Banyuwangi. Dia rela mengorbankan hari libur kerjanya demi laga tim yang sangat dia cintai beberapa tahun akhir.
   "MARI kita sambil minum es di depan," ajak Ridwan Suroyo dengan ramah kepada Jawa Pos Radar Jember yang menemuinya di salah satu bengkel motor di kawasan Wirolegi, Sumbersari


                                        Memaafkan Teman Yang Pernah Melukainnya
   Belakangan ini, dia secara marathon memang harus ikut membantu mengurus perizinan tempat penyelenggaraan laga perdana antara Persid Jember melawan Persewangi Banyuwangi, di Stadion  Utama Jember Sport Garden (JSG) Ajung.
   Pagi itu, usai dia dan kawan-kawan panitia lain mengurus perizinan tempat kekantor Desa Ajung, Ridwan sedianya akan melnjutkan izin ke kantor Kecamatan dan Koramil Ajung. namun proses itu sedikit tertunda karena motor tuanya tiba-tiba rusak. Dia pun harus membawanya ke bengkel.
   Beberapa hari jelang dimulainya kompetisi Liga 3, kesibukan Ridwan Suroyo ikut bertambah. Tak hanya mengkoordinasi dan memobilisasi dukungan suporter pada Persid, dia juga diminta untuk membantu menyelesaikan beberapa persiapan jelang laga, termasuk perizinan. Terkait suporter,    Ridwan dan jajarannya telah menyiapkan atraksi menarik untuk menambah semangat para penggawa Persid sepanjang laga.
   Tak hanya atraksi, Berni-bernina juga ingin menunjukkan sebagai kelompok suporter sepak bola yang baik dalam mendukung tim kecintaannya.
   "Besok kami akan jemput dan mengantarkan Laros Jenggirat (julukan suporter Persiwangi, Red) dengn baik dan kondusif. Kami ingin tunjukkan sebagai suporter sepak bola yang baik dan santun," tutur Ridwan.
   Sekitar 15 anggota Berni-Bernina telah disiapkan untuk menyambut dua buah bus suporter Persewangi di Terminal Pakusari. Kemudian di antar ke Stadion Utama JSG, tempat perlangsungan laga.
   Sejak beberapa hari sebelum laga, Ridwan dan rekan-rekannya sudah berkoordinasi dengan beberapa kelompok suporter yang akan menjadi lawan tanding Persid. Sebagai ketua harian Berni-Bernina,    Ridwan memang banyak berhubungan dengan kelompok suporter tim daerah lain.
   Meski bukan asli kelahiran Jember, mengurusi suporter Persid, memang sudah menjadi satu bagian penting dalam hidup Ridwan sebagai wujud kecintaan terhadap tim kesayangannya.
   "Memang kalau dipikir, tidak ada keuntungan secara khusus. Tidak dibayar juga. Tapi saya sudah kadung atuh cinta dengan Persid," ujar pria kelahiran Ngawi, 17 februari 1967.
   Ridwan pertama kali pindah ke Jember pada tahun 1991, tiga tahun setelah dia lulus dari SMA di  Nagawi. Saat itu, Ridwan muda mengikuti kakeknya yang angota TNI AD dan berdinas di Batalyon Artileri Medan (yon Armed) 8, Jember.
   Selama dua tahun pertama di Jember, Ridwan berganti-ganti pekerjaan. Mulai dari sales hingga kondektor bus. "Dua tahun kemudian saya di terima sebagai sales sebuah perusahaan roti dan bertahan hingga sekarang," tutur suami dari Hartatik ini.
   Didasari kegemarannya terhadap sepak bola sejak kecil, Ridwan mulai jatuh cinta pada Persid Jember sejak 2002. Saat itu, dia ikut serta dalam rombongan mendukung Persid Jember yang bertanding dalam babak final kompetisi Divisi II PSSI yang diadakan di Senayan, Jakarta.
   "Saat itu yang mengkoordinasi keberangkatan kami adalah Radar Jember. waktu itu masih zamannya  Pak Andung sebagai Direktur Radar Jember. Persid memang melawan tim dari Solo, saya lupa nama timnya," jelas Ridwan.
   Memori tahun 2002 itu begitu terkesan dalam benak Ridwan, salah satunya karena saat itu Pesid  Jember menangdan berhak promosi di kasta tertinggi persepakbolaan nasional. Tak hanya itu, dari sanalah ia mulai banyak berkenalan dengan para pecinta Persid lainnya.
   Kala itu, Ridwan membeli dua buah tiket dengan total harga Rp 120 ribu, untuk dia dan istrinya. Ridwan juga mengajak anak tunggalnya yang masih kelas 1 SD guna memberi dukungan terhadap    Persid. "Saya ingat waktu itu kita tidur seperti ikan pindang, karena menginap dua hari dua malam di sebuah asrama tentara. Tapi dari situ timbul kebersamaan sesama suporter," kenag Ridwan.
    Dari situlah, Ridwan bersama suporter Persid lainnya sepakat membentuk wadah bernama Paguyuban Suporter Persid (PSP) dengan ketua pertamanya, Rahman.
   Dari awalnya hanya 20 korwil, saat ini melonjak hingga 50 korwil dengan jumlah anggota yang meningkat. Tiga tahun sejak berdiri, wadah ini kemudian berganti nama menjadi Gangster, yang merupakan akronim dari Gabungan Suporter Jember.
   Selama 15 tahun menjadi Suporter Persid, banyak pengalaman suka duka yang dialami Ridwan. Yang paling terkenang adalahperistiwa pada 2010, ketika terjadi kericuhan diantara sesama pendukung persid. Kala itu, pendukung Persid terpecah menjadi dua kubu.
   Satu kubu yang menolak kastum Persid berwarna kuning karena mengingginkan kostum berwarna biru, lantas mendirikan wadah baru bernama New Gangster. "Mungkin ada faktor politis juga. Tapi alasan mereka (New Gangster, Red) cukup beralasan, karena kostum biru ini punya nilai historis tersendiri," jelas Ridwan.
    Warna biru merupakan kostum yang dikenakan Persid saat menjuarai Final Liga Galatama era tahun 1960-an di Senayan. Liga tersebut merupakan liga tertinggi dalam persepakbolaan Indonesia kala itu.     Raihan itu merupakan puncak prestasi tertinggi Persid sepanjang sejarah dan belum pernah terulang kembali.
   Puncak konflik internal suporter Persid pada tahun 2010 itu terjadi kala Persid menjamu tim sepak bola asal Kendal. Saat itu sebenarnya Persid sudah menjuarai laga. Namun terjadi kericuhan berdarah. Nyawa Ridwan juga nyaris hilang.
   "Saya kena bacok di kedua tangan, telinga dan pipi. Kejadian diluar stadion, magrib setelah pertandingan usai. Itu peristiwa paling stragis dan mengerikan," tutur pria yang mengidolakan legenda hidup Persid, Jaya Hartono ini.
   Akibat kejadian tersebut, Ridwan harus dirawat intensif selama dua minggu di RSD Soebandi, Jember.Dia juga harus bolos kerja selama empat bulan untk proses penyembuhan. Polisi berhasil menagkap pembacok Ridwan dan menyeretnya kepersidangan.
    Namun saat persidangan, Ridwan justru memaafkan sang pelaku. "Saat itu saya dimarahi oleh keluarga besar saya karena memaafkan sang pelaku. Sebab nyawa saya nyaris hilang, istri sampai nagis," tutur Ridwan.
   Pemberian maaf Ridwan kala itu memang berhasil "menghapus" hukuman terhadap si pelaku. Tapi Ridwan memberi "syarat khusus" untuk kata maafnya itu. Yakni, mengajak New Gangster -yang merupakan kelompok asal si pelaku- untuk membubarkan diri dan melebur kembali menjadi satu.
    "Akhirnya dua kelompok itu bisa bersatu dan lahirlah Berni (Jember Berani,Red) sebagai nama untuk kelompok suporter Persid Jember. Saya sangat terharu karena senang, kala itu," lanjut Ridwan.
   Nama Berni merupakan pemberian dari Ketua Umum Persid Jember. Agus Rizki yang juga salah satu dari empat pendiri Persid. Berni diambil dari nama George Birnie, seorang saudagar asal Belanda yang merintis perkebunan tembakau di Jember pada abad XIX. "Berni itu kepanjangan dan maknanya adalah Jember Berani. Maksudnya agar suporter Persid punya keberanian tapi tetap berkarakter dan sopan," jelas Ridwan.
   Pembentukan karakter suporter yang baik memang menjadi salah satu perhatian dari Ridwan yang ditunjuk menjadi ketua harian sejak awal 2016. Misalnya dalam laga melawan Persewangi esok, dia telah meminta panitia pelaksanaan (panpel) untuk menerapkan larangan membawa miras, kembang api, smoke (semacam petasan yang menimbulkan asap), bambu dan laser dan flare.
   Tujuannya agar pertandingan berjalan tertib dan aman. "Untuk Berni, di setiap kostuimnya akan ditulis identitas asal korwil. Jadi kalau ada yang macam-macam, biar korwilnya yang akan mengatasi," kata pria yang mengagumi loyalitas pemain muda Persid Faisol Yunus.
   "Faisol yunus itu pemain setia. Dia dapat tawaran mengiurkan dari persik Kediri, tapi ditolak demi membela Persid Jember," lanjut Ridwan.
   Totalitasnya mendukung Persid, memang terkadang sempat menimbulkan protes dari keluarganya.  Namun dia bersyukur, keluarganya bisa memahami, karena mereka juga memiliki kecintaan terhadap sepak bola. Terkadang, Riwan juga mengajak istri dan anak tunggalnya, Devi Yota F. N. yang kini kuliah di FKIP Unej, untuk ikut kegiatan Berni.
   "Agar mereka tahu kegiatan saya di luar seperti apa. Karena saya bukan tipikal pria yang suka menyalahgunakan kepercayaan istri," tegas Ridwan.
   Sebagai loyalis Persid, Ridwan sangat berharap bisa mengulang kejayaan prestasi di masa lalu. Kehadiran bupati dan jajaran pemimpin Jember lain dalam  launching Persid Senio dan Persid Junior di JSG pada jumat (05/05) lalu, membawa secercah harapan.
   "Semoga bupati bisa bergerak terus mendukung, melihat antusiasme kami yang rla mendukung tanpa bayaran. Kami ingin meyakinkan bupati, bahwa manajemen persid saat ini sudah berubah, sesuai harapan Bu Faida saat awal memimpin Jember," teges Ridwan.
   Salah satu perubahan yang dimaksud adalah aspek transparansi pengelolaan. Manajemen Persit saat ini, diyakini Ridwan akan transparan dalam pengunaan setiap dana yang masuk dan berupaya menghindari kemungkinan pelanggaran hukum.
"Kami pun di Berni, kalau ada dana masuk, akan saya publikasikan secara transparan. Sekarang kan era keterbukaan, Sosmed juga berkembang," tutur Ridwan.
   Dengan stadion bertaraf nasional yang dimiliki jember, Ridwan sangat yakin Persid layak untuk bangkit dan naik kasta dalam persepakbolaan tanah air. "Sayang sekali, JSG itu kan bagus dan di bangun dengan uang rakyat. Jadi harus dioptimalkan," Pungkas Ridwan. (ad/c1/hdi)

Sumber: Jawa Pos Radar Jember Selasa, 09 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar