Awalnya Privat dari Rumah ke Rumah, Sekarang Bikin Sanggar Sederhana
Dunia mengambar bagi anak selalu menjadi kegiatan yang menarik. Mereka bisa 'melepaskan' imajinasinya dalam selembar kertas. Buhori mencoba menggali potensi menggambar anak-anak, melalui sanggar yang didirikannya.![]() |
DIDIK PELUKIS BARU: Tiga kalli seminggu, Bori mengajar anak-anak di rumahnya di Bumi Tegalbesar. Kadang anak-anak diajak ke alam untuk menggambar langsung objek yang dilihat. |
"Setiap anak memiliki imajinasi berbeda dan sering selalu di luar pemikiran orang dewasa," jelasnya, kemarin.
Clarissa Najwa Zulvania -salah satu anak didiknya- mengambar orang yang mengambil air yang menetes dari daun. Lalu, gambar itu dikirimkan dalam painting Contest 2015 di Jepang. "Tak menyangka, ternyata meraih juara," katanya di temui di rumahnya, di Perumahan Bumi Tegal Besar Blok BC-48.
Tak hanya Clarissa yang meraih juara, beberapa anak didiknya juga meraih juara tingkat internasional. Mulai dari Hongaria, Jepang, China, Serbia dan Cheko. "Awal mengirim karya lukis anak-anak untuk lomba tahun 2006 lalu," akunya
Ngisi Pelatihan di Luar kabupaten Jember
Pria kelahiran 1 November 1965tersebut memulai menekuni seni lukis sejak masih di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), sekitar tahun 1979. Saat itu, Bori belajar melukis kepada Ketut Sugama cukup lama, sekitar 20 tahun.Baginya, melukis merupakan cara untuk meluapkan emosi yang terpendam. Ada kepuasan batin ketika menyelesaikan karyanya. "Saya sempat belajar naturalis selama tiga tahun, kemudian pindah kelukisan anak-anak," akunya.
Suami dari Siti Fatimah tersebut merasakan keasyikan tersendiri ketika melukis dengan imajinasi anak-anak. Setelah cukup lama belajar, Bori diminta untuk mandiri dan mengajari anak-anak melukis. "Akhirnya saya mengajar melukis dari rumah kerumah," tuturnya.
Menurut dia, imajinasi anak-anak sangat menarik dan sering diluar dugaan. Bahkan, ketika diekspresikan dalam bentuk gambar, selalu berbeda dengan yang dipikirkan orang dewasa. Namun, sering sekali imajinasi tersebut tidak terarah dengan baik.
Melalui kegiatan melukis, kemampuan daya ingat anak akan meningkat. Dia tidak hanya melihat, tapi juga merekam, mengingat dan memperhatikan apa yang dilihatnya.
"Misal mereka diminta untuk menggambar manusia, hasilnya selalu lucu dan menarik, sesuai dengan keingginan mereka," jelas Bori.
Dia mencontohkan, ketika anak-anak diminta untuk meluiskan apa yang dilihat disekolah. Selalu muncul gambar yang memiliki nuansa menarik. Untuk itulah, Bori selalu memberi cara agar memberi warna yang baik, memperkenalkan teknik melukis, degradasi warna dan lainnya.
Merasa lelah mengajar dari rumah kerumah, Biro mendirikan Sanggar Mentari di Jalan Hayam Wuruk, di rumah kakaknya pada tahun 2016 lalu. Dari sanalah dia mulai mengembangkan bakat anak-anak yang punya kemauan belajar melukis.
Kemudian, ayah tiga anak itu pindah ke Perumahan Bumi Tegalbesar sampai sekarang. Sejak membuka sanggar, sudah lebih dari 1.000 peserta yang belajar melukis padanya. "Anak-anak yang polos itu selalu memiliki ide yang murni dan bagus," tuturnya.
Setiap Sabtu, Minggu dan Senin, Bori mengajar anak-anak di teras rumah sederhana. Kadang, Diajak ke alam untuk menggambar langsung obyek yang dilihat. "Melukis bagi saya sudah seperti rekreasi, menghibur diri, tidak bisa dinilai dari materi," akunya.
Bahkan, melukis sudah seperti menjadi kebutuhan dan kewajiban dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk itu, selain mengajar anak-anak, Bori sering melatih para guru sekolah dan kegitan ekstrakurikurel ke beberapa sekolah.
"Saya ngisi pelatihan tak hanya di Jember, kadang di Mojokerto, Tulungagung dan lainnya," ucapnya.
Kemudian, bergaung dengan Komunitas Perupa Jember (KPJ). Di sana, dia berbagi dan berdiskusi tentang seni rupa Jember. Sehingga bisa mempererat persaudaraan antara pelukis di Kota Tembakau ini.
Karya anak-anak Sanggar Mebtari sudah dipamerkan dalam beberapa even. Namun demikian, apresiasi terhadap karya anak-anak masih kurang. Masyarakat masik menganggap sebagai karya biasa saja, padahal karya yang patut diapresiasi.
"Saya ingin agar karya anak-anak bisa membanggakan," pungkasnya. (gus/c1/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar jember Rabu, 10 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar