Minggu, 17 September 2017

Letkol (Inf) Rudianto, Dandim 0824 Jember yang 'Gila' Bersepeda

Semakin Semangat jika Gowes Bareng Istri dan Anaknya

    Menjadi seorang Dandim di daerah sedinamis Jember memang super sibuk. Namun
sesibuk apapun, rupanya harus tetap untuntuk keluarga tercinta. Seperti yang dilakukan Letkol (Inf) Rudianto. Seperti apa?
SELALU KOMPAK: Komandan Kodim 0824 Jember ini biasa
mengajak seluruh keluarga, termasuk balita, untuk bersepeda
keliling kota.
SEPEDANYA bukan yang biasa. Lebih panjang, karena itu yang dipilihnya adalah sepeda gandeng. sengaja memilih sepeda gandeng, supaya bisa membonceng istri dan anaknya. kemudian, keliling kota Jember  untuk olahraga bersama.
    Namun, yang menonjol dari boncengan yang sepeda gandeng sekeluarga itu, pria yang menyetir sepedanya itu sendiri. Selain menggayuh dan mengendalikan arah kemudi sepeda, pria itu paling berat kebagian beban. Karena di punggungnya, masih mengendong bocah balita yang masih berumur setahun. meski demikian, dia tetap ceria dan begitu kompak.
    Mereka adalah keluarga Komandan Kodim 0824 Jember Letkol (Inf) Rudianto. Bersama istri dan ketiga anaknya, perwira TNI berumur 41 tahun itu, rajin mengajak keluarganya bareng-bareng berolahraga di waktu senggangnya. "Saya tidak ingin sehat sendirian. Anak saya yang bayi ini juga perlu sehat," tuturnya.
    Sang istri Nia Lukita Anggraeni, menjadi suporter mengampanyekan hidup sehat keluarga tentara tersebut

Tak Mau Dianggap Orang Tua Galak
    Dia tidak keberatan, si bungsu yang masih berumur setahun itu diajak keliling Jember dengan bersepeda bahkan cukup dengan lari santai. Terlebih, si kecil tak pernah rewel setiap kali di ajak olahraga bersama.
    Kedua anknya yang lain, juga terbiasa ikut berolahragasejak balita. Sehingga tidak heran, jika melihat si sulung Salsabila dan anak keduannya, Bagas, sudah berani mengaku olahraga jadi hobinya.
    Namun rupanya, mereka bukan hanya berburu sehat. Karena pola kebersamaan yang demikian, diyakininya mampu memupuk pendekatan emosional yang sangat erat antara orang tua dan anaknya. Tujuannya, supaya anak mereka mulai terbentuk sebuah kasih sayang yang tulus pada kedua orang tuannya.
    Seperti yang diajarkan kedua orang tua Rudianto. Sejak kecil, dia selalu di pangku ayahnya, setiap kali membaca Alquran. Belum lagi ibunnya, yang sering melibatkannya dalam setiap aktivitar keluarga. Padahal,  dia tujuh bersaudara. Sedangkan Rudianto, anak keenam di keluargannya. "Saat itu, beliau juga memperlakukan kami dengan semangat kebersamaan," tuturnya.
    Diakuinnya, kedua orang tuannya super sibuk. Bukan karena banyak bisnis. Karena memang, mereka keluarga petani. Sehingga jelas, mereka sibuk untuk menghidupu ke tujuh anaknya dan tentunnya, terus melanjutkan pendidikan formalnya. "Sesibuk apapun orang tua kami, saya dan para saudara tidak pernah metasa kehilanggan kasih sayang," Kenangnya.
    Belajar dari pengalaman kedua orang tuannya, Rudianto dan istrinya Nia Lukita Angraeni, sepakat menduplikasikan pola kuno yang dinilainya masih sangat relevan. Apalagi dia meyaklini, kepatuhan seprang anak pada orang tuannya, muncul sejak dari kecil. "Apalagi kami tidak ingin anak-anak kami jdi anak pembantu," sindirnya.
    Alumnus Akademi Militer (Akamil) tahun 1999 itu tak mau dinilai ank-anaknya sebagai orang tua yang galak. Apalagi, sampai dijauhi anak-anaknya. Sebab orang tua yang demikian, anak-anaknya tentu tidak akan mau dekat dengannya. Sehingga, orang tuannya akan kesulitan mendidik dan membentuk karakter anaknya.
    Tidak heran kemudian, sesibuk apa pun dia degan aktivitasnya sebagai pemimpin Kodim di daerah sedinamis Jember, tetap inat quality time untuk keluarganya. "Waktu berkualitas untuk keluarga tak perlu biaya mahal. Buktinya, kami yang bersepeda juga tetap bahagia," akunnya.
    Sang petarung itu tetap akan tegas pada ank-anaknya. Tegas bukan keras. Apalagi, sampai diartikan kejam. Karena tegas, memiliki kadar kasih sayang yang cukup tinggi. Sehingga tidak heran, saat dia lembur kerja di kantornya, anak sulung dan keduannya, rajin mengunjunginya untuk menghibur seperti layaknya anak kecil lainnya. "Karena tentara, juga ayah mereka," pungkasnya. (rul/c1/hdi)

Sumber: Jawa Pos Radar Jember Jumat, 19 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar