Minggu, 17 September 2017

Demi Klub Kebanggaan, Mantan Kapten Persid Jualan Tiket

Rela Door to Door agar Stadion Ramai

    Rasa cinta Jaya Hartono pada mantan klubnya ini ditunjukkan dengan cara yang beda. Sadar sudah tak mampu memberikan kontribusi bermain di lapangan, mantan kapten Persid ini bermain di luar lapangan. Dia aktif di kepanitiaan. Dan posisinya adalah salah satu ujung tombak; marketing penjualan tiket.
    "RAMAINYA sepak bola, karena didukung oleh ribuan penonton militan. Inilah tekad saya, agar Persid kembali mendapat simpati di hati pengemar bola. Saya pun rela turun untuk jualan tiket, agar penonton banyak," jelas Jaya Hartono kemarin.
MARKETING TIKET: Jaya Hartono, mantan kapten
Persid era 2002-2013 menunjukkan tiket VVIP pertandingan
Persid Jember yang dijualnya ke sejumlah tokoh Jember.
    Upaya keras Jaya Hartono dan kawan-kawan panitia pelaksanaan memang membuahkan hasil mujarab. Pelan namun pasti, euforia ke Persid kembali muncul. Tidak hanya saat bertanding, saat latihan saja, ribuan penonton -apalagi Berni- selalu memadati stadion JSG. Apalagi ketika pertandingan resmi. Dan, puncaknya adalah laga antara Persid melawan Probolinggo United, sore kemarin. Pada laga pamungkas Liga 3 sebelum rehat lebaran ini, Stadion JSG sangat ramai untuk menyaksikan Persid bermain. Jaya Hartono ikut puas. Baginya, ini sukses panitia bersama dan sukses Persid. "Ini awal yang bagus," jelasnya.
    Bagi Jaya Hartono, Persid Jember memang bukan sekedar klub biasa. Dari klup yang dulu bermarkas di stadion Notohadinegoro Kreongan Jember inilah, dia dibesarkan dan di kenal di persepak bolaan nasional



Beli Tiket Karena Faktor Kedekatan
    Dirinya mencicipi asam manis kerasnya sepak bola nasional bersama Persid. Termasuk, saat menjadi juara di divisi I dan menuju ke devisi utama tahun 2002-2003 silam. Dan saat ikut terdegradasi beberapa tahun kemudian.
    Jaya tersebut kapten terlama di Persid, sejak 2002 hingga purna 2013 silam.Oleh karena itu, Jaya Hartono tidak ingin hanya menjadi bagian klub berjuluk Macam Sanggar itu saat sedang berjasa saja. "Saya tidak ingin meninggalkan klub ini saat terpuruk seperti sekarang," jelasnya. Maklum, dia sudah menjadi bagian Persid Jember saat usianya 16 tahun. Pemain tengah ini sudah menjadi kapten Persid Junior.
    Meskipun dia sempat melanglang buana ke sejumlah klub nasional seperti PSPS Pekanbaru,  Persijatim Jakarta Timur (kini Sriwijaya FC), Perseden Denpasar, Persegi Gianyar. Namun, dirinya tetap kembali ke Persid pada 1996 hingga pensiun dari sepak bola pada 2013 lalu.
    Olek karena itu, untuk menunjukkan kecintaannya kepada klub yang kini bermarkas di Jember Sport Garden (JSG), dirinya rela mlaluka apa pun. Termasuk, membantu menjual tiket pertandingan Persid Jember yang di gelar di JSG, sorekemarin. "Ke mana-mana di dalam tas saya ada tiket pertandingan Persid ini," ucap pria kelahiran Jember 11 Maret 1976 itu.
    Dia memang membantu panitia pelaksanaan pertandingan di bagian markrting untuk pertandingan home Persid di Liga 3 Nusantara ini. Jaya ingin, ada kebanggaan bagi penonton jika melihat langsung pertandingan Persid. "Tidak semua jenis tiket saya jual. Yang saya jual bagian VVIP saja. Harganya Rp 50 ribu," terangnya.
    Jaya selalu mendatangi sejumlah kenalan dan tokoh yang ada di Jember untuk menyuksekan laga home itu, tiap akan ada pertandingan. Dia tidak segan datang ke kantor, rumah, dan tempat dinas, baik itu pejabat publik, pengusaha, dan masyarakat umum yang ingin membeli.
    Banyak juga pengalaman baru selama jadi marketing tiket Persid. "banyak juga yang menolak membeli. Ada yang terang-terangan ingin beli, ada yang meolak dengan cara halus," tuturnya.
    Dirinya sama sekali tidak malu untuk melakukan karena semua dilakukan untuk klub kebanggaannya itu. Apalagi, saat ini Persid Jember yang memang tengah kesulitan keuanggan.
    sehingga semua pendapatan untuk membantu Persid Jember. "Ya kami berikan pemahaman jika kondisi Persid seperti ini. Sehingga saya harap kepedulian dan partisipasi mereka juga," tuturnya. Langkah inilah ternyata cukup ampuh karena tiket yang terjual lumayan banyak.
    Yang cukup mengelikan bagi Jaya, ternyata kebanggaan yang membeli tiket padanya bukan karena suka dengan Persid atau suka sepak bola, namun lebih karena pada keakraban dirinya dengan masyarakat. Sehingga mau tidak mau membeli saat didatanginya.
    "Banyak juga yang membeli tiket, tapi ternyata saat pertandingan malah tidak datang ke stadion," ucap pemilik klub Tangguh Putra ini.
    Dirinya yakin, jika nantinya prestasi Persid Jember yang terus menanjak, maka akan mendatangkan penonton yang lebih banyak lagi. Antusias publik penonton biasa sebenarnya cukup luar biasa, karena setiap laga home cukup cukup dipenuhi peinta bola di Jember. "Ya sejauh ini prestasinya cukup bagus, meskipun dengan kondisi persid yang seperti ini," jelasnya.
    Penjualan tiket ini memang cukup berat jika dilakukan door to door. Jaya -sendiri mengakui jika perlu ada terobosan untuk penjual-an ini. "Banyak komunitas di Jember. Nah panpel ini harus banyak berkomunikasi dengan komunitas itu," tuturnya. (c1/hdi)

Sumber: Jawa Pos Radar Jember Kamis, 25 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar