Kamis, 14 September 2017

Menengok Cara Watga Menjaga Lingkungan di Perumahan

                        Bikin LOmba Kebersihan hingga Terapkan Jam Malam
JAGA KEBERSIHAN: Para mahasiswi yang kos di kompleks Perumahan Surya Milenia,
Kaliwates, ramai-ramai membersihkan lingkungnnya, kemarin

   Pergaulan bebas menjadi ancaman serius. Terlebih, sasarannya para generasi muda. Supaya tetap terjaga, sejumlah warga di Perumahan Pesona Surya Melenia Kaliwates, menjaga lingkungannya terhadap pergaulan bebas. Seperti apa?
   Masing-masing membawa kantong keresek sampah. Para mahasiswi penghuni rumah kos di lingkungan Perumahan Pesona Surya Milenia Kaliwates, kompak berburu sampah di masing-masing blok perumahannya, kemarin (30/4) pagi. Berharap jadi juara memang iya. Sebab, mereka sedang mengikuti lomba bersih lingkungan di RT 04, RW 10.

   Bukan hanya mahasiswi yang menjadi pesertanya. Sebab, 120 kepala keluarga (KK) penghuni perumahan di lingkungan RT tersebut juga diwajibkan menjadi peserta. Meski, penilaian lomba untuk penghuni kos dan warga berbeda. "Ada dua kategori lomba kebersihan. Kami peruntukkan warga dan anak kos," kata M.Bahriar, ketua RT setempat.
Sejak seminggu sebelumnya, para juri kebersihan ulai gerilnya melakukan pengamatan. Semua rumah disana dinilai secara periodik. Perkembangan kebersihan setiap harinya tidak luput dari pantauan. Tujuannya, supaya penilaian sang juara tepat sasaran.
   Masing-masing KK dinilai dari setiap rumah mereka. Sementara, untuk penilain penghuni kos cukup ketat. Sebab, mereka bukan hanya dinilai kebersihan rumah kosnya masing-masing. Namun, sederet jalan di blok perumahannya juga masuk dalam kategori unsur penilaian lombanya.
Tiga rumah terbaik dan tempat kos ter bersih bakal diberi hadiah trofil layaknya pemenang Adipura. Bagi peserta kebersihan yang belum beruntung dinilai terbaik oleh juri, tetap berkesempatan meraih hadiah doorprize hasil undian. "Lomba ini kami bbuat riang ghembira," tutur Bahriar

Warga Akan Bikin Aplikasi E-Siaga
   Lomba tersebut sengaja melibatkan penghuni kos dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Terlebih, ada sekitar 30 rumah yang dijadikan tempat tinggal mahasiswi. Bukan hanya mahasiswi lokal. Di antaranya ada pula yang berasal dari Thailand. Perumahan Pesona Surya MIlenia Kaliwates berlokasi didekat kampus IAIN Jember. "Karena kami tidak ingin mereka hannya numpang tidur saja di perumahan ini," ujarnya.
   Beruru kesehatan, diakui memang menjadi alasan pertamnya. Namun sehat bukan soal sehat fisik belaka. Yang tak kalah pentingnya, mental dan rohani juga perlu di prioritaskan supaya juga bisa sehat. Tidak heran, warga di perumahan tersebut sepakat melarang pria kos di lingkungan tersebut.
Pengawasan yang ketat juga dijaga warga setempat. Mereka menyebutnya optimalisasi kontrol sosial.    Sehingga, penerapan jam malam juga diberlakukan di perumahan tersebut. Termasuk, tamu pria di kos-kosan wanita. "Maksiamal pukul 21.30. Lebih dari waktu itu, satpam sudah menutup pagar perumahan," katanya.
   Pemberian sanksi bukan hanya untuk mereka yng sembunyi-sembunyi memasukkan tamu melebihi jam malam. Bagi penghuni kos yang pulang melebihi jam yang ditentukan, tidak boleh masuk, apalagi sampai larut malam. "Kalau telatnya hanya beberapa menit, disanksi jalan kaki dari pintu gerbang perumahan," jelasnya.
   Kontrol yang ketat juga dilakukan dengan siskamling khusus rumah kos. Mereka mengawasi gerak-gerik rumah kos yang dinilai mencurigakan. Tujuannya, meminimalisasi pergaulan bebas yang meeka takutkan. "Mereka jauh dari keluarga. Kami yang disini ikut menjaga seperti orang tuanya. Karena kamu juga memiliki anak kelak seperti mereka," paparnya.
   Rusmi, mahasiswi berkewarganegaraan Thailand, mengaku betah tiga tahun tinggal di kompleks perumahan trsebut. Salah satunya yang membuatnya nyaman, adalah dia merasa memiliki keluarga baru yang mampu melindunginya tinggal di negara orang lain.
   Dia merasa lebih fokus memikirkan kegiatan akademiknya di kampus. Sebab, warga dilingkungannya, kompak saling menjaga dengan kerukunan solidaritas yang tinggi. "Kami saling percaya. Karena lingkungan sama-sama dijaga," katanya.
Ke depan menurut Bambang, ketua RW setempat, pihaknya sudah menyiapkan aplikasi android yang bakal diberikan nama E-Siaga. Sebuah aplikasi berbasis IT diperuntukkan untuk lebih memudahkan menjaga lingkungan. "Misalnya bingung adahal yang ingin ditannyakan warga, cukup tannya lewat HP Android dan pengurus RT langsung bisa melayaninya," terangnya.
   Bukan hanya itu. Menjaga lingkungan dari ancaman bahaya kejahatan juga bisa memanfaatkan alat canggih yang sudah di akses tersebut. "Termasuk peta perumahan. Semisal ada tamu binggung cari rumah warga, bisa dicek di play store," katanya, bangga. (c1/har)

Sumber: Jawa Pos Radar Jember Senin, 01 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar